Minggu, 08 November 2009

Apresisasi

Membangun Dialog Timur-Barat
JEGOG JAZZ

Oleh: dharma santika putra
Email: lubangkunci_bali@yahoo.com
BLOG; gusds.blogspot.com

PEMAHBAH
Mantan Dirjen Kebudayaan Ibu Edi Sedyowati letika menyaksikan anak-anak dari sekolah menengah pertama negara memainkan “seni tabuh” JEGOG menyatakan penghargaan dan apresiasinya yang tinggi terhadap Seni Tabuh JEGOG sebagai satu-satunya kesenian musik bambu (ensambel bambu menurut istilah beliau ketika itu) sebagai satu-satunya “ensambel bambu tradisional” yang masih terjaga keberadaannya diatas dunia ini. Demikian juga dengan apresiasi yang disampaikan oleh Musikolog Oto Sidarta ketika melakukan study tentang musik bambu (Jegog-pen) di Jembrana-Bali tahun delapan puluhan. Oto Sidarta saat itu menyatakan bahwa Jegog sebagai salah satu “minus musik” terbaik didunia. Bahkan Budayawan Sardono W Kusumo yang sempat menyaksikan Kesenian Jegog langsung di tanah kelahirannya Kabupaten Jemnbrana-Bali, menyatakan Jegog merupakan bentuk teater paling lengkap didunia !.

Atas berbagai apresiasi dan penghargaan yang diberikan terhadap Seni JEGOG sebagai kesenian Khas Kabuoaten Jembrana-Bali barat, dan diakui sebagai satu-satunya kesenian Tetabuhan Bambu yang masih terjaga keberadaannya didunia ini, lantas apakah JEGOG itu ?

Secara historical, Keseian JEGOG lahir sebagai sebuah produk tandingan (budaya tnadingan), atas keberadaan produk-produk kesenian “adiluhung” yang ada dipusat-pusat kekuasaan Bali Timur khususnya keberadaan “Gong Gede”, sebagai produk kesenian adiluhung yang hanya dimainkan dipuri-puri sebagai pusat kekuasaan, dan haram hukum-nya jika dimainkan oleh masyarakat pinggiran, atau buangan yang ada di Bali Barat (Jembrana-pen). Mengingat Jembrana atau Jimbarwana (Hamparan Hutan Yang Luas) adalah merupakan “daerah buangan”, bagi masyarakat yang diangap “membangkang” pada zaman raja-raja di Bali khususnya Kerajaan Mengwi-Badung.

Demikian juga dengan jenis-jenis kesenian khas Jembrana lainnya, seperti Kesenian Tari Leko yang merupakan Budaya Tandingan atas Kesenian Tari Leging Kraton, Seni Teater Tradisional Sewa Gati atau Arje Negak (duduk bhs indonesia), sampai pada produk-produk budaya kekinian lainnya baik yang kontemporer maupun modern, semua terkesan berada pada wilayah yang “Bukan Bali”, atau tercerabut dari Akar Cultur Bali, seperti yang selama ini dipahami secara awam.

JEGOG JAZZ ?
Secara sosio cultural, sejatinya keberadaan Seni Jegog dan “Aliran” Musik Jezz adalah sama. Dalam artian, sama-sama merupakan bentuk perlawanan budaya terhadap nilai-nilai kemapanan. Kalau Jegog merupakan bentuk perlawanan terhadap produk=[roduk budaya puri sebagai pusat kekuasaan, dan nilai-nilai keluhuran. Sementara Jazz sendiri, diyakini lahir atas sebuah perlawanan terhadap lambang-lambang kemapanan yang menjadi otoritas kaum kulit putih.

Pada demensi musikalitas, Jezz yang oleh Almarhum Harry Rusli disebut sebagai “Musik Salah”, sebenarnya sebangun dengan demensi musikalitas yang dianut oleh Jegog sebagai bentuk karawitan dengan bilah-bilah bambu besarnya. Karea sesuai dengan hasil Seminar Karawitan tentang Kesenian Jegog Tahun 1998 di Puri Gamelan Suwar Agung Jembrana, disepakati bahwa nada yang dianut oleh Jegog adalah “Nada Banci”. Dalam artian, berada diantara nada pelog dan selendro.

Seperti juga dengan keberadaan Musik Jazz, yang kaya dengan ruang-ruang improvisasi, Jegoh dengan konsep “bebarungan”-nya juga membuka ruang yang sangat luas untuk lahirnya improvisasai, yang didalam pergaulan masyarakat Musik Jazz sering diterjemahkan sebagai prilaku Jump Sation. Dimana ruang untuk saling meningkahi, didalam membangun sebuah harmoni musikalitas terbuka dengan amat sangat lebar.

Beranjak dari keberadaan Jegog dan Jezz sebagai lambang peradaban barat dan timur itulah, para kreator musik di Kabupaten Jembrana-Bali sepakat untuk melahirkan sebuah karya colaboratif dialogis yang memadukan unsur-unsur bunyi dan muatan musikalitas yang menjadi anutan atas Seni Jegog dan Jazz, sebagai sebuah perlambang dialogis cuktural antara peradaban timur dan barat. Maka lahirlah sebuah komposisi musikalitas yang sedikit “aneh” dan “nyeleneh” atas sebuah perpaduan anatara Jegog dan Jazz sebagai sebuah kesejatian dan anutan kreatif, yang kemudian disepakati bernama JEGOG JAZZ.

Demikianlah sedikit prolog, serta konsep dasar lahirnya karya musikalitas yang kemudian disebut sebagai JEGOG JAZZ.

Selamat menikmati.

Jembrana-Bali, awal Oktober 2009



Tidak ada komentar: